Towing Operation
Setelah membahas anchor handling dan berbagai jenis kapal offshore sebelumnya, saat ini kita akan memperkenalkan topik baru mengenai Towing Operation yang merupakan aspek penting dalam industri kelautan terkait dengan pemindahan kapal atau struktur laut dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Dalam industri offshore, towing operation mengacu pada proses penarikan atau pemindahan struktur, kapal, atau fasilitas yang beroperasi di lepas pantai. Beberapa contoh towing operation dalam konteks offshore meliputi:
- Penarikan Rig Pengeboran: Kapal AHTs menarik rig pengeboran lepas pantai ke lokasi baru.
- Transportasi Modul: Kapal menarik modul produksi, pengolahan, atau akomodasi ke lokasi offshore.
- Pemindahan Kapal FSO/FPSO: Kapal menarik unit FSO dan FPSO ke lokasi operasi.
- Pemulihan dan Salvage: Kapal menarik kapal atau struktur lepas pantai yang rusak ke pelabuhan untuk perbaikan atau pembongkaran.
Operasi towing di lingkungan offshore memerlukan perencanaan yang hati-hati, termasuk penilaian kondisi cuaca, pemilihan rute, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan operasi
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai Towing Operation dalam hal perencanaan, pelaksanaan, tantangan & penanggulangan keadaan darurat pada kapal Towing yang akan melakukan pekerjaan Towing.
Persiapan Towing Operation
Saat melakukan towing operation, kapal harus melakukan beberapa langkah penting untuk memastikan operasi berjalan lancar dan aman.
Perhatikan beberapa langkah persiapan yang perlu Anda lakukan.
1. Pemeriksaan dan Persiapan Kapal:
- Pastikan Anda memeriksa semua peralatan towing, seperti towing line, Gog Chain, dan Shackle.
- Periksa sistem kemudi, mesin, dan peralatan navigasi untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.
- Pastikan bahan bakar, pelumas, dan persediaan lainnya mencukupi untuk durasi operasi.
2. Pemeriksaan Peralatan Towing:
- Periksa kondisi towing line, termasuk kondisi fisik pada wire dan sertifikasi wire.
- Pastikan awak kapal melakukan pengecekan winch, tugger, dan capstan.
- Cek kondisi fairlead dan roller untuk memastikan tidak ada hambatan atau kerusakan.
- Kondisi Chain Stopper, Kamform/Shark Jaw dalam Keadaan baik
- Pastikan Semua list pada Towing Preparation Checklist sudah lengkap di isi:
3. Persiapan Awak Kapal:
- Brief seluruh awak kapal mengenai rencana towing, informasikan jenis kapal yang akan ditarik, peralatan yang akan digunakan, durasi towing, panjang towing line, rute perjalanan, prosedur dalam menghubungkan tow line dan prosedur untuk mengatasi kerusakan pada tow.
- Pastikan semua awak kapal menggunakan peralatan pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti helm, sepatu keselamatan, sarung tangan dan jaket pelampung.
- Jika kapal yang akan ditarik tidak berawak pastikan crew mengetahui peralatan apa saja yang harus dibawa ke kapal tersebut.
4. Peninjauan Kondisi Cuaca dan Laut:
- Periksa prakiraan cuaca dan kondisi laut setiap hari untuk memastikan operasi towing dapat dilakukan dengan aman sepanjang rute pelayaran.
- Siapkan rencana alternatif jika kondisi cuaca atau laut berubah menjadi tidak mendukung.
5. Melakukan Koordinasi:
- Komunikasi yang jelas dengan kapal yang akan ditarik mengenai prosedur dan sinyal yang akan digunakan termasuk hookup prosedur.
- Pastikan kapal yang akan ditowing siap dengan memeriksa titik penambatan (mooring points) dan peralatan towing
- Pastikan semua pintu kedap air tertutup rapat dan amankan peralatan yang longgar untuk menghindari pergerakan saat menarik kapal tanpa awak.
- Kapten dari kapal towing juga harus mengetahui data dari kapal yang akan di towing seperti draft kapal, dimensi dan DWT kapal yang akan di towing.
6. Peninjauan dan Persiapan Jalur Towing:
- Rencanakan rute towing dengan memperhatikan jalur yang aman dan menghindari area dengan lalu lintas padat atau hambatan bawah laut.
- Periksa peta dan navigasi untuk mengidentifikasi potensi bahaya di sepanjang rute.
- Persiapkan beberapa shelter point perencanaa pelayaran.
Dengan mempersiapkan diri secara matang, Anda dapat menjalankan operasi towing dengan lebih aman dan efisien untuk meningkatkan keseluruhan keberhasilan proses.
Pelaksanaan Towing
Pelaksanaan towing dalam industri offshore memerlukan koordinasi yang baik dan eksekusi yang tepat untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasi.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan towing:
1. Penyiapan Awal:
- Tentukan Channel Kerja untuk Komunikasi
- Pastikan semua peralatan towing sudah disiapkan dan dicek ulang. Pastikan towing line terhubung dengan benar pada winch dan siap digunakan.
- Isi semua checklist tentang pekerjaan Towing Preparation
2. Penghubungan Towing Line (Hookup Tow):
Dalam hookup tow kapten kapal harus mengerjakan sesuai rencana, dan apabila ada perubahan dalam metode kerja crew harus diberitahu mengenai perubahan metode yang akan digunakan sehingga tidak ada kesalah pahaman dalam proses kerja.
Ada tiga metode dalam memposisikan kapal sata akan menghubungkan towing line antara lain:
- Kapal sandar bow to stern dengan kapal yang akan di towing, sehingga posisi buritan kapal dekat dengan towing bridle, kirim towing bridle dan penant ke deck kapal dengan crane apabila tersedia, apabila tidak ada kita bisa menggunakan tugger winch. Secure pennant dengan karmfork atau shackjaw dan hubungankan dengan Main Towing Line. Kapal dapat castoff dan memutar haluan setelah towing line sudah terhubung, saat manuvering towing line dapat diperpanjang perlahan apabila dibutuhkan. Perhatikan arah arus dan lokasi sekitar pastikan arah hanyut bebas dan aman.
- Posisikan buritan kapal ke dibawah haluan kapal yang akan di towing, kirim bridle dan penant menggunakan crane dan hubungkan dengan main towing line.
- Apabila cuaca dalam keadaan kurang baik, kapal dapat mendekat ke haluan kapal yang akan ditowing sedekat mungkin dan seaman mungkin, kirim tugger wire dengan messenger line dan Hubungkan pennat dengan tugger wire sehingga penant bisa di tarik dengan tugger winch. Hubungkan penant dengann towing line.
3. Pengecekan dan Pengaturan Panjang Towing:
- Pemeriksaan: Setelah tali towing terhubung, periksa kembali semua sambungan untuk memastikan kekencangan dan keamanan. Pastikan wire protector terpasang dengan benar agar towing line aman.
- Pengaturan panjang towing: Kapal melakukan pengaturan panjang towing, panjang towing line sendiri harus memperhatiakan banyak aspek antara lain:
- Alur pelayaran: apabila kapal masih di daerah alur pelayaran yang sempit dan padat towing line tidak bisa terlalu panjang karena akan mengganggu olahgerak kapal.
- Kedalaman Air: Kedalaman air juga harus diperhatikan karena apabila towing line terlalu panjang dan kedalaman air yang dangkal akan memberikan resiko towing line menyentuh dasar laut dan mengakibatkan kerusakan wire.
- Bobot Towing Object dan keadaan laut: Apabila kapal sudah di laut lepas, kapal dapat mengatur panjang towing line susuai kebutuhan.
Perhitungan pendekatan untuk menentukan panjang towing line:

Jadi panjang towing line yang kita butuhkan untuk menarik object dengan DWT 8000 dalam keadaan laut yang tenang adalah 178.88 Meter.
Dalam kondisi laut tenang, Anda mungkin masih ingin menambahkan sedikit margin keamanan untuk mengantisipasi perubahan kondisi yang tidak terduga. Pertimbangkan penambahan panjang 10-20% untuk kemanaman.
4. Mulai Towing:
- Mulai Bergerak: Awali dengan perlahan untuk memastikan semua sistem bekerja dengan baik dan tidak ada masalah dengan tali atau sambungan.
- Peningkatan Kecepatan: Secara bertahap tingkatkan kecepatan towing sesuai dengan kondisi laut dan cuaca, serta kemampuan kapal dan peralatan towing.
- Pastikan sudah sesuai dengan aturan P2TL (Colreg) baik sosok benda ataupun lampu.

5. Pemantauan dan Penyesuaian:
- Pemantauan secara berkala: Pantau kondisi tali towing, sambungan, towing objec dan peralatan selama operasi.
- Penyesuaian: Lakukan penyesuaian kecepatan dan panjang towing line sesuai kebutuhan, terutama jika ada perubahan kondisi cuaca atau laut.
- Komunikasi secara berkala, baik itu dengan awak kapal yang ditowing atau dengan kantor melalui six hour report.
6. Akhir Towing:
- Pengurangan panjang towing line: Kurangi panjang towing line saat mendekati tujuan.
- Pengurangan Kecepatan: Kurangi kecepatan secara bertahap saat mendekati tujuan akhir atau saat persiapan pelepasan towing line.
- Pelepasan towing line: Sama seperti saat pemasangan towing line, pelepasan towing line juga bisa dilakukan dengan cara kapal sandar bow to stern atau dengan cara kapal manuver didekal haluan kapal yang ditowing tergantung dengan jenis object yang ditowing serta situasi dan kondisi diarea operation.
- Penanganan Akhir: Pemeriksaan akhir pada semua peralatan towing dan sambungan untuk memastikan semuanya dalam kondisi baik dan siap untuk operasi berikutnya.
Tantangan dalam Towing Operation
Operasi penarikan (towing) di industri lepas pantai (offshore) menghadapi sejumlah tantangan yang unik dan kompleks. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam operasi towing di industri offshore:
1. Kondisi Cuaca dan Laut
- Gelombang Tinggi dan Arus Kuat: Kondisi laut yang buruk dengan gelombang tinggi dan arus kuat dapat membuat operasi penarikan sangat sulit dan berbahaya.
- Angin Kencang: Angin kencang dapat menyebabkan kapal dan objek yang ditarik susah utuk dikendalikan.
- Visibilitas Rendah: Kabut, hujan lebat, atau badai dapat mengurangi visibilitas, menyulitkan untuk bernavigasi.
2. Manuverabilitas dan Stabilitas
- Kontrol Kapal: Kapten dan crew kapal Memerlukan keahlian dan pengalaman dalam mengontrol kapal dalam keadaan towing dengan kondisi laut yang dinamis.
- Stabilitas Object: Karena adanya ombak, object dengan draft rendah biasanya akan lebih liar.
3. Keselamatan
- Risiko Kecelakaan: Ada risiko tinggi kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa dan properti, termasuk tabrakan, kerusakan struktural, dan tumpahan bahan bakar atau minyak.
- Penanganan Kargo Berbahaya: Menarik objek yang mengandung bahan berbahaya menambah kompleksitas dan risiko keselamatan.
- Bekerja dengan wire: Proses penyambungan dan pelepasang towing line mempunyai resiko yang tinggi.
4. Peralatan
- Ketahanan Peralatan: Peralatan towing seperti wire, winch, serta peralatan lainnya harus mampu menahan beban dan kondisi laut yang ekstrem.
- Kegagalan Peralatan: Kegagalan peralatan dapat menyebabkan kerusakan serius dan memperpanjang waktu operasi.
5. Navigasi dan Rute
- Navigasi yang Komplek: Rute penarikan harus dipilih dengan hati-hati untuk menghindari rintangan bawah air, arus kuat, daerah fishing dan zona lingkungan sensitif.
- Perubahan Kondisi Laut: Kondisi laut dapat berubah dengan cepat, sehingga navigasi harus selalu waspada dan fleksibel.
Penanggulangan keadaan darurat Towing Operation
Penanggulangan keadaan darurat dalam operasi towing merupakan aspek kritis untuk memastikan keselamatan personel dan mengurangi risiko kerusakan pada peralatan dan lingkungan.
Berikut adalah beberapa point penanggulangan keadaan darurat dalam towing:
1. Identifikasi Potensi Bahaya: Dalam operasi towing ada berbagai potensi bahaya yang perlu diidentifikasi dan dikelola untuk memastikan keselamatan personel dan keberhasilan operasi. Dengan mengidentifikasi potensi bahaya ini, crew dapat merencanakan langkah-langkah mitigasi yang tepat, termasuk pelatihan keselamatan, inspeksi peralatan, dan komunikasi yang efektif untuk mengurangi risiko dan memastikan operasi berjalan dengan aman dan efisien.
2. Rencana Darurat: Rencana darurat dalam operasi towing adalah serangkaian prosedur dan tindakan yang terencana untuk mengatasi situasi tak terduga, seperti kegagalan peralatan, cuaca buruk, towing line putus atau kecelakaan, guna memastikan keselamatan personel dan keberhasilan operasi.
3. Pelatihan dan Latihan: Pelatihan dan latihan dalam operasi towing memastikan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi keadaan darurat. Dengan pelatihan dan latihan yang teratur, personel dapat merespons dengan cepat dan efektif dalam situasi darurat, mengetahui prosedur, mengurangi risiko dan memastikan keselamatan selama operasi towing.
Sangat memberikan ilmu baru terimakasih 🙏🙏🙏
Sama-sama capt…
Bagus sebagai referensi utk pekerjaan di kapal AHTs.
Siap capt, terimakasih….
Sangat detail dan dijelaskan dengan bahasa yg sederhana sehingga mudah dimengerti 👍
Siap, terimakasih bang.
Artikel yg sangat berguna om, tq
Sama-sama kak, semoga bermanfaat…
Pingback: Jenis Kapal Offshore - Anchor46
Banyak membantu untuk yg mau bekerja diatas kapal offshore, thanks untuk tulisannya, semoga bermanfaat bagi banyak orang
Sama-sama bang trio, semoga bermanfaat.
Terima kasih untuk referensinya
Sama-sama mas, semoga bisa membantu…